Total Tayangan Halaman

Rabu, 03 September 2014

PENYAKIT PANAH ASMARA

     Panah asmara terhadap pribadi tertentu adalah penyakit yang menghinggapi hati yang kosong dari cinta kasih terhadap Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Hati yang perpaling dari Alloh berarti menggantikan Alloh dengan selain-NYA. Oleh sebab itu Alloh Subnahu wa Ta'ala berfirman tentang Nabi Yusuf, yang artinya "Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas . . . " (TQS. Yusuf: 24) 
     Dalil di atas menunjukkan bahwa keikhlasan faktor menolak hujaman panas asmara yang bisa meng-akibatkan perbuatan jahat, perbuatan keji dan lain sebagainya. Oleh sebab itu di antara ulama As Salaf menyatakan, "Penyakit panah asmara adalah aktivitas hati yang kosong." Yakni (kosong) dari selain pribadi yang dicintainya. 
      Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa . . . " (TQS. Al Qashash: 10) 
     Yakni bahwa hatinya kosong dari segala sesuatu, kecuali ingatan terhadap anaknya (Nabi Musa), karena saking cintanya dan hatinya sudah bergantung padanya. Penyakit asmara ini terdiri dari dua hal: Anggapan baik terhadap pribadi yang dicintai dan keinginan kuat untuk mendapatkannya. 
     Sebab munculnya penyakit asmara ini telah membuat bingung kebanyakan orang-orang pintar. Sebagian di antara mereka berusaha mengulasnya dengan konotasi negatif belaka. Maka kami tegaskan: Sungguh sudah merupakan hikmah dari Alloh yang pasti terhadap ciptaan dan ajaran-NYA, bahwa Alloh mencipta-kan adanya keselarasan dan kecocokan antara yang serupa perangainya, serta ketertarikan siapa saja kepada pribadi yang sesuai dengan dirinya, pribadi yang tabiatnya serasi dengan tabiatnya. 
     Di samping itu adanya ketidakcocokan dan kebencian terhadap pribadi yang tidak memiliki keserasian dalam tabiatnya. Rahasia terjadinya kolaborasi dan komunikasi dua arah dalam skala besar maupun kecil tidak lain dikarenakan adanya keserasian, kesamaan (keserupaan) tabiat dan karakter. Sementara rahasia terjadinya tolak menolak dan disinteraksi antara berbagai hal di dunia ini tidak lain juga adanya ketidak-serasian dan perbedaan karakter. Dengan adanya realitas itulah penciptaan dan ajaran Alloh menjadi sempurna. Sesuatu akan cenderung kepada sesuatu lain yang menyerupai dirinya dan sesuatu akan menjauh dari sesuatu lain yang bertentangan dengan karakternya. 
     Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, aga dia merasa senang kepadanya." (TQS. Al A'raaf: 189) 
     Alloh menjadikan faktor penyebab seseorang laki-laki bisa senang berada di sisi wanita adalah kesatuan jenis (spesies) dan kesatuan materi dasar. Alasan munculnya segala kecocokan itu, karena si wanita berasal dari unsur si lelaki. Sehingga jelas yang menjadi alasan bukanlah penampilan yang cantik, bukan juga kesamaan (keseragaman) tujuan dan keinginan, bukan juga dalam akhlaq dan jalan hidup. Meskipun semua itu juga termasuk faktor yang menimbulkan ketenangan dan rasa cinta. 
     Diriwayatkan dengan shahih dari Nabi Shallallohu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Ruh-ruh itu ibarat barisan tentara yang teratur: yang telah saling mengenal akan saling serasi, sementara yang tidak saling mengenal akan saling membenci." 
     Sementara dalam Musnad Imam Ahmad dan yang lainnya disebutkan tentang sebab munculnya hadits di atas: Ada seorang wanita di Mekah (yang penampilannya) amat lucu. Ia datang di kota Al Madinah, lalu singgah di rumah wanita yang juga amat melucu. Maka Nabi Shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, " . . . ruh-ruh itu ibarat barisan tentara . . ." 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar